Ayah Sebut Dia Seorang Teman

Pertemanan ini sudah berlangsung lama Namun entah mengapa aku masih belum juga mengetahui apa yang kau pikirkan ketika kamu ber “Emm” setiap aku menelpon. Seakan tak ada lagi yang penting untuk dibicarakan. Padahal ku pikir kita lebih dari sekedar berteman. Kita bersahabat. Sahabat sehati. Namun tanpaknya aku berharap terlalu banyak atau mungkin selama ini hanya aku yang berpikir demikian.

Sahabat bagiku bukan hanya sahabat. Aku ingin menjadi cacing dalam perut sahabatku, meneruskan kata – kata yang tertahan di ujung lidahnya dan mengetahui dengan pasti apa yang akan kau gumamkan ketika orang memaksa menyanyikan lagu loving you dengan suara luar biasa fals.

Temanku oh sahabatku, mengapa sulit sekali ya. Padahal sedapat mungkin aku menjaga perasaan mu, namun dan namun tetap saja sepertinya ada batas diantara kita. Apa memang kita harus mempunyai latar belakang sejarah yang sama. Atau kalau pake istilah bulenya “ friends in the same boat” .

Temanku oh sahabatku, besar lho keinginan-ku untuk menjadi sahabat mu namun dan lagi – lagi namun tanpaknya keinginanku tidak sama dengan keinginan mu. Pastinya menyenangkan bila kita menikmati espresso yang luar biasa pahit di sabtu sore sambil membicarkan rencana malam panjang kita atau membahas buku – buku yang lagi best seller yang sebelumnya kita telah membacanya sebelum buku itu menjadi best seller atau dan lagi – lagi atau, semua rencana yang hanya impian sepihak saja.

Hah aku agak lelah juga. Hey jangan – jangan kau juga lelah menghadapiku. Maaf bila demikian. Sungguh aku hanya ingin berteman. Kerena itu pula aku berbagi masalahku padamu, meminta pendapatmu dan mungkin kau pun akan mempercayaiku untuk berbagi beban berbagi rahasia berbagi ceria.

Temanku oh sahabatku, sungguh aku pun tak bisa hidup sendiri aku membutuhkan sahabat. Aku membutuhkan mu. Tapi tanpaknya pahitnya espresso itu harus ku kecap sendiri. Berharap ada sahabat yang menambah sedikit gula dan krim dan mungkin sedikit coklat agar menjadi capucino yang lezat.

Bersahabat saja sulitnya luar biasa apalagi berkekasih mungkin extraordinary luar biasa sulit. Ah sudahlah namanya juga hidup. Untuk saat ini aku menyerah dulu mungkin lain kali aku akan berusaha lebih keras.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Sentimentil Kronis

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger